Perbedaan Hardskill dan Softskill

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja. Di Kampus STT Terpadu Nurul Fikri  sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan lulusan  itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. Dengan demikian mahasiswa  harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
1. Hard Skill
Hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.
2. Soft Skill
pengertian soft skill yaitu interpersonal skill  hanya saja pada pendapat Bahrumsyah ditambahkan intrapersonal skills yaitu keterampilan mengatur dirinya sendiri
BEBERAPA UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
         Untuk menjawab pertanyaan Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik? Maka kita perlu melihat keadaan tiap individu, apakah itu keadaan fisik, ekonomi, lingkungan, keluarga dll. Menurut tim pengajar Kampus STT Terpadu Nurul Fikri  bahwa dalam kehidpan ini individu tidak terbebas dari kondisi yang memuaskan atau menyenangkan dan ataupun kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak atau kurang memuaskan. Ditambahkan juga bahwa seseorang harus mensikapi kondisi tersebut apakah bila memuaskan atau menyenangan disiapi dengan cara meluap-luap sehingga lupa diri, ataukah mensikapinya dengan cara yang sederhana bahwa dalam hidup ada saatnya menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan. Demikian juga apabila kondisi tidak atau kurang meyenangkan bagaimanakah individu mensikapinya apakah dengan cara menyalahkan diri sendiri dan orang lain atau bahkan menyalahkan lingkungan dengan berlebihan, sehingga timbul antipati. Kedua kondisi tersebut harus disikapi dengan sikap optimis, menerima sebagaimana adanya tidak pesimis apalagi mengeluh dan menyelahkan diri sendiri. Dalam hal bersikan individu harus dapat menerima knyataan sebagaimana adanya dengan penuh harapan bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan tetap mencari solusi yang benar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain ataupun lingkungan. Harus terbina pada diri individu sebagai hasil pendidikan terutama oleh pendidikan diri sendiri bahwa dalam hidup tidak tidak selalu terjadi sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan orang lain sertalingkungan sebagaimana adanya dan selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup merupakan hasil pendidikan yang berlangsung tanpa batas.
      Dalam mengembangkan hard skill seorang peserta didik (mahasiswa) sering diadakan perlombaan-perlombaan,hal itu juga di galakakan di Kampus STT Terpadu Nurul Fikri Selain itu, tidak jarang pendidik memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada anak didiknya yang memiliki prestasi baik. Bahkan pertandingan antar mahasiswa dalam satu negara atapun antar negera sering dibuat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki seseorang. Hal ini semata-mata bertujuan untuk mengembangkan hard skill. Selain hard skill, seserorang tidak terlepas dari soft skill, karena seseorang tidak terlepas dari dirinya sendiri dan orang lain. Maksudanya adalah seseorang punya akal, hati nurani yang harus dikembangkan untuk mampu mengatur dirinya sendiri dan untuk berinteraksi dengan orang lain.
        Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain. Mengikuti organisasi adalah salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain.
       Dalam rangka mengembangkan atribut soft skill peserta didik di perguruan tinggi, diperlukan evaluasi diri dari setiap mahasiswa tentang kekuatan mana yang dimiliki saat ini, sekaligus kelemahannya. Para mahasiswa diberi lembar kuesioner yang berisi atribut soft skill. Lalu mengisinya dengan memberi tanda mana yang sudah merasa cukup mereka miliki dan mana yang masih perlu dikembangkan. Atribut yang paling banyak muncul di daftar sehingga terlihat atribut mana yang memiliki modus tertinggi untuk dikembangkan. Lalu program studi di mana mahasiswa itu berada meninjau visi program studinya, dan berupaya untuk memadukan antara harapan mahasiswa, harapan lembaga dan sumberdaya yang dimiliki. Dengan demikian akan terpilih beberapa atribut yang perlu dan penting dikembangkan untuk para mahasiswanya.
      Pengembangan soft skill di perguruan tinggi juga dapat dilakukan melalui kegiatan proses pembelajaran dan juga kegiatan kemahasiswaan dalam kegiatan ekstra kurikuler atau ko-kurikuler. Hal yang terpenting, softskills ini bukan bahan hafalan melainkan dipraktekkan oleh individu yang belajar atau yang ingin mengembangkannya. Pada saat mahasiswa ingin mengembangkan minat dan bakatnya di dalam bidang olah raga umpamanya, acapkali pembimbing kegiatan olah raga senantiasa berpusat pada teknik bagaimana memenangkan pertandingan yang akan dilakukan oleh mahasiswanya.
  Menurut Syawal  bahwa proses pengintegrasian soft skill,  menetapkan langkah dalam situasti pembelajaran yang:
  1. bergeser dari teaching learning center (CTL) menuju student learning center (SCL), suatu paradigma baru dalam tatap muka.
  2. integrasi dan problem based learning
  3. tugas berbasis masalah dan aneka sumber
  4. independent learner
  5. penilaian bergeser dari PAP menuju PAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOPI 2019